"Anak Mama sudah cantik sekali. Ayo berangkat sekarang, Sayang. Nanti ketinggalan bus."
Rutinitas pagi Elea terjadi seperti biasa. Wanita itu menyempatkan masak untuk bekal putrinya ke sekolah. Setelah ini ia akan mandi dan berangkat bekerja di laundry. 3 hari ini hidupnya cukup tenang karena Gavin tak datang menemuinya lagi, sepertinya uang pria itu masih banyak.
"Maafin Mama, ya. Kemarin nggak bawain bekal, hari ini Mama buatin bekal kesukaan Rain," kata Elea lagi.
"Tidak apa-apa, Ma. Kemarin aku sudah makan, sama Paman."
Elea mengerutkan dahinya." Paman siapa?"
Wajah Rain kecil berbinar, ia menatap Makannya dengan senyuman cerah. "Paman tampan itu, dia baik sekali, Ma. Dia bilang mau jadi Papaku," ujar Rain kecil dengan begitu polosnya.
Elea mengerjapkan matanya, ia yang tadinya s
