Pagi harinya, Rain terlihat sibuk menyisir rambut Elea yang sangat panjang. Pria itu begitu telaten merawat wanitanya, memegang setiap helai rambut itu seolah sangat berharga.
"Rain, aku bisa sendiri," ujar Elea, berusaha menolak. Ia tentu merasa gugup disaat pria dingin yang menaklukkan hatinya itu kini berdiri di belakangnya dan rela menyisir rambutnya.
"Rambutmu bagus sekali." Rain mengabaikan penolakan itu, ia tetap menyisir rambut Elea perlahan. Ia merapikan rambut itu dengan bentuk kepang yang sangat rapi. "Cantik, aku pengen anak kita punya rambut sepertimu nanti," ujar Rain sambil tersenyum manis.
Elea mengerutkan dahinya, ia sedikit mendongak agar bisa melihat pria itu. "Memangnya kau mau anak kita perempuan?" tanyanya.
Rain kembali tersenyum, ia menunduk lalu mencium hidung
