Seluruh tubuh Vania gemetar hebat, pertanyaan dari Rain berhasil membuat bulu kuduknya merinding. Tatapan mata pria itu sangat-sangat mengerikan sekali, seolah jika bisa dari tatapan matanya saja Rain akan membunuh Vania yang sangat-sangat kejam selama ini. Yang lebih gila lagi, wanita itu tega memasang alat peledak di tubuh Keenan yang sejak kecil ia rawat layaknya anak kandung sendiri. Kalau saja Rain terlambat, mungkin ia akan menjadi pria yang sangat menyesal dalam hidup. "Kenapa diam? Apakah benar tombol ini yang harus dipencet oleh putraku?" Rain melempar remote kontrol alat peledak itu tepat di hadapan Vania. Situasi semakin tegang sekali, disitu bukan hanya Vania saja yang tegang. Tapi Elea juga, wanita itu menangis lirih saat melihat wajah putranya untuk pertama kali. Hatinya b

