"Apa kau pikir kau sudah menang, Elea?" Vania masih tertawa keras, wanita itu tentu membuat Elea kebingungan. "Kau salah besar, karena sampai kapan pun kau tidak akan pernah menang, Eleanor!" Elea tak menggubris perkataan wanita itu, ia meraih tangan putrinya. Berniat untuk mengajaknya pergi. Namun, ucapan Vania selanjutnya membuat langkahnya langsung terhenti. "Bagaimana rasanya dibenci oleh anak kandungmu sendiri?" Vania berbicara lambat-lambat, tawanya semakin sinis dan cukup menakutkan. "Pastinya akan sangat menyakitkan bukan? Hidupmu pasti akan terasa seperti di neraka," lanjutnya lagi. Elea terdiam memaku, otaknya bahkan langsung terkoneksi dengan satu hal yang membuat jantungnya berdegup kencang. Firasat buruk menyertainya, ia yang tadinya akan pergi mendadak memutar tubuhnya kem

