" Aku tidak jadi pergi sayang. " kata Varo dengan kedua tangan yang sama-sama bekerja. tangan satunya meremas gunung kembar Jihan tanpa halangan kain apapun, sedangkan tangan yang satunya lagi meremas bagian apem favorit Varo dibawah Jihan, membuat Jihan tersenyum puas.
Jihan sengaja menyandarkan tubuhnya pada tubuh Varo, hingga Varo semakin leluasa, mudah memainkan gunung kembar Jihan, hingga membuat Varo benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya.
Varo melepaskan kain segitiga Jihan, kain satu-satunya yang menjadi penutup bagian sensitif Jihan, hingga Jihan tampil polos. Varo yang sudah tidak bisa mengendalikan diri, merasa tidak sempat untuk melepaskan pakaiannya sendiri, hingga Varo langsung menurunkan celananya hanya sampai lutut, lalu menyentuh atau menuntun agar kedua kaki Jih
