"Tri, ada keluarga yang ingin mentaarufkan putra mereka dengan kamu. Kamu bersedia, Tri?" Suara lembut ibunya membuat Tri yang sedang mengenakan anting-anting, menghentikan kegiatannya seketika. Ia membalikkan tubuhnya, membelakangi kaca sekarang. Entah mengapa akhir-akhir ini hidupnya selalu saja dikelilingi oleh kata lamaran dan akhirnya malah ajakan taaruf. Entah kebaikan apa yang sudah dilakukannya hingga dirinya laku keras seperti ini. "Tria minta maaf, Bu. Tapi Tria belum mau. Tria sedang tidak berminat untuk membicarakan masalah jodoh, pernikahan dan yang lain sebagainya. Tria masih trauma dengan kisah penghianatan Raphael." Tria terpaksa membohongi ibunya. Nama Raphael sebenarnya sudah tidak memiliki arti apa pun didalam hatinya. Ia hanya berusaha menjaga janjinya pada Sena. Itu s