"Sebelum gue nganter lo pulang, sebaiknya lo ngaku sama gue apa yang udah lo lakuin di belakang kami semua, Tri? Ini masalah serius. Bukan game yang kalau salah, bisa lo ulang lagi. Jangan main-main dengan hidup lo sendiri. Kalo lo nggak sayang sama hidup lo sendiri, nggak masalah. Tapi pikirkan perasaan kedua orang lo. Ibu lo bertaruh nyawa demi menghadirkan lo ke dunia ini. Sementara ayah lo, mati-matian menjaga dan melindungi lo dengan berbagai cara di luar sana. Bagi mereka masa depan lo itu segala-galanya. Pikirkan itu baik-baik, Tri." Tria tercenung. Saat ini mereka ada di parkiran kantor. Mesin mobil memang telah dihidupkan, tetapi mobil belum dijalankan oleh Akbar. Sepertinya Akbar ingin menginterogasinya terlebih dahulu sebelum mengantarkannya pulang. Tria tahu, apa yang dikatakan