Chapter 20

2148 Kata

"Kamu mau ngomong apa Dian? Saya rasa di sini sudah cukup jauh dari pendengaran orang-orang. Silahkan, saya menunggu. Waktu saya tidak banyak." Tukas Akbar pendek. Dian menghentikan langkahnya yang sedari tadi mengekori Akbar dan Tria. Mereka bertiga kini berdiri di ujung lorong dapur. Dekat dengan gudang penyimpanan makanan. Tempat ini memang cukup sepi. Hanya ada beberapa waitress restaurant dengan seragam khas kemeja putih dan dasi kupu-kupu. Dian menatap wajah tampan Akbar dengan mata berair. Laki-laki gagah ini sudah tidak mau lagi menyebut dirinya sendiri dengan sebutan mas. Ia menyebut dirinya sendiri dengan kata saya sekarang. Akbar sepertinya semakin memberinya jarak. Akbar bahkan membawa Tria yang dipilihnya secara random, sebagai saksi untuk mencegah fitnah terhadap dirinya.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN