“Maaf, tadi aku terbawa suasana. Lupakan saja masalah tadi.” Aurora berkata sambil membenarkan rambut dan bajunya yang sedikit berantakan. Kemudian ia berdiri dan berjalan keluar dari ruangan Reyhan dengan membawa tas dan juga laptopnya. Setelah pintu ruangan tertutup lagi, Reyhan langsung membaringkan tubuhnya di sofa sambil memegang dadanya yang berdetak dua kali lebih kencang dari biasanya. Ia kemudian tersenyum dengan wajah yang memerah saat mengingat kegiatan panas tadi. Ia tiba- tiba merasa sangat bahagia. Saking bahagianya, ia sampai memukul- mukul sofa sambil tersenyum kegirangan. Siapa sangka, Presdir yang terkenal dingin, judes dan sangat angkuh ternyata sebucin ini pada wanita yang disukainya. “Rora, tunggu saja. Sebentar lagi kau akan menjadi milikki lagi,” ucapnya perc