bc

Pesona Mantan Istri Presdir

book_age16+
2.5K
IKUTI
15.4K
BACA
love-triangle
HE
fated
arrogant
kickass heroine
boss
heir/heiress
drama
bxg
loser
detective
like
intro-logo
Uraian

Kesalahan pahaman yang terjadi di masa lalu membuat hubungan Reyhan dan Ella berakhir di perceraian.

Setelah lima tahun berlalu, takdir lagi-lagi mempertemukan mereka dalam sebuah proyek pekerjaan.

Namun siapa sangka, Ella yang sekarang bukanlah Ella yang dikenal oleh Reyhan lagi. Dia sudah berubah menjadi wanita kelas atas dan memiliki power yang sangat besar dalam dunia fashion. Dan hal itulah yang membuat Reyhan sedikit kesusahan dalam memperjuangkan cintanya lagi, karena tak sedikit pria- pria hebat yang berusaha mendekati mantan istrinya itu.

Lantas, mampukah Reyhan menjelaskan kesalah pahaman yang terjadi pada masa lalu? Dan berhasilkah dia, dalam merebut hati milik sang mantan istrinya lagi?

chap-preview
Pratinjau gratis
Prolog
Lima tahun yang lalu. Aku melangkahkan kaki menaiki sebuah tangga di salah satu Bar besar yang ada di kotaku. Suamiku sedang berada di lantai dua, dan aku diminta untuk menyusulnya ke sana karena ia akan memberiku kejutan. Tentu saja aku sangat excited, karena ini adalah pertama kalinya aku akan diberi kejutan. Meskipun aku sedang tidak enak badan saat ini, tapi aku memaksa untuk datang demi menghargai dirinya. Aku berjalan menaiki tangga dengan sangat hati- hati. Meskipun sedang tidak memakai high heels, namun aku masih sedikit khawatir. Khawatir akan terpeleset dan membahayakan janin yang sedang ku kandung. Meskipun kandunganku baru memasuki usia lima bulan, namun perutku sudah terlihat membuncit. Dan hal itu lah yang membuatku semakin protektif terhadap tubuhku sendiri. Aku selalu berhati- hati dalam melakukan sesuatu, karena tidak ingin terjadi apa- apa pada anak yang sedang ku kandung saat ini. “Kak Rey ...” Aku memanggilnya seraya membuka pintu ruangan yang berada di dekat tangga. Namun naasnya, bukan kejutan manis yang aku dapatkan, melainkan kejutan yang sangat menyakitkan. Demi Tuhan, aku tidak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi dalam hidupuku. Aku bersaksi dengan mata kepalaku sendiri, di depan sana, suamiku sedang tertidur di atas sofa panjang, dengan kemeja yang terbuka dan seorang wanita yang sedang menindih tubuhnya sambil mengelus lembut kepalanya. Aku mencengkeram gagang pintu dengan kuat. Kakiku mulai lemas dan air mataku mulai berjatuhan. Beginikah kelakuan suamiku selama ini? Bermain ke Bar dengan wanita lain, dan sengaja menyuruhku untuk datang ke sini dengan dalih ingin memberi kejutan? Keterlaluan! Aku bahkan sedang mengandung anaknya, tapi dia masih tega menyakitiku. “Oh, kau sudah datang, gadis culun.” Wanita itu berbicara setelah melihat keberadaanku di sini. Aku tersenyum getir melihatnya. Ternyata dia adalah Mayang, mantan kekasih suamiku. Pantas saja dia seberani itu. Ini bukan pertama kalinya Mayang mengganggu rumah tanggaku. Sejak awal aku menikah dengan Reyhan, dia selalu berusaha untuk menghancurkan semuanya. Namun Reyhan selalu berhasil melawannya. Entah kenapa, sekarang aku malah melihatnya jatuh ke tangan wanita itu lagi. “Apa kau terkejut, Nona Ella?” Dia berdiri di depanku sambil menyilangkan tangannya di depan d**a. Ekspresi wajahnya terlihat sedang meremehkanku, dan nada bicaranya juga terdengar sangat menjengkelkan. Membuatku semakin ingin menangis dengan kencang. Aku memang tipe orang yang cenderung menangis ketika sedang sakit hati. Aku tidak bisa marah, mengamuk, atau mengungkapkan rasa kesalku dengan kata- kata. Dan hal itu lah yang membuat orang- orang berani menindasku, karena aku bukan orang yang pemarah. “Bukankah sudah kuperingatkan dari awal? Tinggalkan Reyhan, atau kau akan semakin sakit jika bersamanya. Dan sekarang kau sudah bisa melihat sendiri, kan? Suami tercintamu sudah kembali lagi ke tanganku.” Aku hanya menunduk sembari meremas bajuku kuat. Berhadapan dengan wanita setengah Iblis memang sangat menyebalkan. Aku ingin melawannya, tapi keberanianku tidak cukup. Jadi aku hanya bisa menundukkan kepala sembari menangis terisak- isak. “Ella, seharusnya kau sadar diri. Apa istimewanya dirimu, sampai berani menikahi Reyhan? Kau tidak cantik, tidak menarik, tidak pintar, ah─ kau bahkan terlihat sangat i***t. Pria seperti Reyhan membutuhkan Istri yang sempurna untuk mendampingi hidupnya. Kita bicara blak- blakan saja. Kau pikir Reyhan menikahimu karena dia mencintaimu? Tentu tidak, Ella. Dia menikahimu demi kepentingan bisnisnya saja.” Demi Tuhan, aku sudah tidak sanggup lagi. Adakah manusia di dunia ini yang lebih jahat dari Mayang? Kurasa tidak ada. Entah dari apa, hatinya terbuat. Dia bahkan tidak layak untuk disebut manusia. “Kau tidak perlu menangis. Kau hanya perlu sadar diri saja. Tugasmu menjaga Reyhan sudah selesai. Sekarang kembalikan lagi kepadaku, karena selamanya dia adalah milikku.” Tanpa banyak bicara, aku langsung membalikkan tubuhku, berniat untuk pergi meninggalkan wanita gila ini. Namun lagi- lagi perkataannya mampu membuat tubuhku tak bisa bergerak. “Bukankah yang dibutuhkan gadis miskin hanyalah uang? Ceraikan dia secepatnya, dan aku akan memberimu uang sebanyak yang kau mau,” ucapnya. “Apakah mulutmu itu terbuat dari tanah sengketa? Kenapa kejam sekali?” Setelah sekian lama aku terdiam, akhirnya aku mulai berani bersuara. Wanita culun juga berhak untuk marah, kan? Aku manusia. Aku bisa terluka dan merasa sakit. “Kurang ajar! Ikut aku! Kau akan mendapat balasannya!” hardiknya sambil menarik tanganku dengan kasar. Tentu saja aku melawan. Aku berusaha untuk melepas cekalan tangannya yang sangat kuat. Namun sayangnya, energiku kalah kuat. Ketika sudah sampai di dekat tangga, wanita itu langsung mendorong tubuhku dengan kencang, hingga aku terguling ke bawah, melewati satu per satu anak tangga yang sangat panjang. Kepalaku, perutku, tanganku, punggungku, dan kakiku. Semuanya terasa sangat menyakitkan. “KAK ELLA!” Hanya suara itu yang terakhir kali aku dengar. Selanjutnya, aku sudah tidak mengingat apa- apa. *** Aku membuka mataku secara perlahan. Hal yang pertama kali aku lihat adalah ibuku yang sedang duduk di sampingku sambil menangis tersedu- sedu. Aku melihat sekeliling. Ruangan ini berwarna putih, ada panel oksigen, ada sofa, ada lemari es, ada televisi dan ada infusan yang menempel di tanganku. Ya, aku baru sadar, ternyata saat ini aku sedang berada di rumah sakit. “Bu ...” panggilku lirih. Membuat dia yang awalnya menunduk langsung mendongakkan kepalanya menatapku. “Ella, kau sudah sadar?” Aku memejamkan mata lagi. Berusaha mengingat apa yang telah terjadi, hingga aku berakhir di rumah sakit. Beberapa detik kemudian, mataku langsung melotot lebar. Sontak saja aku langsung meraba perutku dengan sedikit kasar, dan aku merasakan sakit yang sungguh luar biasa. “Aww sshh,” ringisku kesakitan. “Hati- hati, Nak. Perutmu baru saja dijahit,” tegur ibuku seraya menyingkirkan tanganku dari perut. Aku merasakan ada air yang mulai mengalir dari mataku. Sedetik kemudian, aku langsung menangis terisak. Perih sekali rasanya, menerima kenyataan bahwa sudah tidak ada nyawa lagi di dalam perutku. “IBU, ANAKKU MANA, BU?!” teriakku di tengah- tengah isakan tangisku. Ibu tak menjawab. Dia juga ikut menangis tersedu- sedu sambil memeluk tubuhku. Tak lama kemudian, aku melihat keluarga suamiku berlarian masuk ke dalam ruangan inapku yang memang sedang terbuka lebar pintunya. Mereka ikut menangis di sana, tapi tidak ada yang berani mendekatiku. “Reyhan di mana?” tanyaku pada Ibu. Namun dia tak menjawab. Aku tersenyum getir. Tanpa berpikir panjang, aku juga sudah tahu, langkah apa yang harus aku ambil selanjutnya. *** Butuh waktu yang cukup lama untuk pulih dari keadaan, pasca operasi pengangkatan janin yang aku jalani. Sejak keluar dari rumah sakit, aku tidak tinggal dengan keluarga Reyhan lagi. Aku ikut ibuku pulang ke Bogor, dan memblokir semua akses Reyhan supaya tidak bisa menemuiku lagi. Pria itu memang keras kepala, padahal sudah berkali- kali diusir oleh tetanggaku, namun dia masih bersikeras untuk menemuiku. Dia pikir dengan cara seperti itu, aku akan luluh? Oh, tentu saja tidak. Aku sudah memantapkan hati untuk bercerai dengannya. Semua proses perceraian sudah hampir terlaksana semua. Mulai dari sidang kelengkapan berkas, proses mediasi, sidang jawaban dan lain sebagainya. Dan hari ini, saatnya Hakim membacakan keputusannya. Dengan ditemani oleh Ibu, bibiku dan juga pamanku, aku melangkahkan kaki memasuki gedung Pengadilan Negeri. Di dalam, aku melihat Reyhan dan keluarganya yang sedang duduk di kursi tunggu dengan wajah yang merenung semua. Penampilannya terlihat sangat kacau seperti tidak terurus. Padahal sebelumnya dia selalu tampil rapi dan menawan. Namun apa peduliku? Mau dia berubah menjadi gembel pun, itu sudah bukan menjadi urusanku lagi. “Kak Ella ...” Aku hanya tersenyum menanggapi panggilan Adik sepupu Reyhan. Sejujurnya aku sedikit keberatan, berpisah dari keluarga Reyhan yang selama ini selalu memperlakukan aku dengan baik. Tapi mau bagaimana lagi? Aku sudah tidak terlanjur kecewa dengan pria itu. Jadi mau tidak mau, aku harus mengambil langkah ini demi kebaikan diriku sendiri. “Lily boleh peluk Kakak?” tanyanya seraya berjalan menghampiriku. Aku mengangguk seraya merentangkan tanganku lebar. Membuat gadis itu langsung berhambur ke pelukanku. “Jaga kesehatan. Belajar yang rajin. Jangan terus- terusan sibuk menjadi Kpopers,” tuturku sembari mengelus kepalanya dengan lembut. “Kakak tidak lupa dengan janji kita, kan?” Aku tersenyum. “Iya. Suatu saat, Kakak akan menemanimu menonton konser Kim Hanna,” balasku. *** Aku keluar dari ruangan sidang dengan senyum yang sumringah. Lega. Itulah yang aku rasakan sekarang. Akhirnya aku resmi bercerai dari Reyhan, setelah melalui banyak drama dan lika- liku kehidupan. Perceraian ini akan kujadikan sebagai pelajaran. Ke depannya, aku akan berusaha untuk menjadi wanita yang lebih baik lagi. Mulai hari ini, menit ini, dan detik ini, aku sudah siap memulai kehidupan baruku sebagai wanita tangguh. Bukan lagi wanita culun yang mereka kenal selama ini. “Nena, Kakek, Bibi, Lily, Zion ... Ella pamit ya. Semoga kalian selalu dalam lindungan Tuhan,” ucapku. “Nena akan selalu merindukanmu, Ella. Datanglah ke rumah Nena, kapanpun kamu mau. Nena akan selalu menunggumu.” Aku hanya tersenyum menanggapinya. Kemudian aku melirik Reyhan yang sedang menundukkan kepala dengan wajah yang masih murung. “Rey, jaga diri baik- baik. Aku pamit ...” ucapku.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Sweetest Pain || Indonesia

read
76.2K
bc

Happier Then Ever

read
11.6K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
20.6K
bc

Stuck With You

read
73.5K
bc

Karma : Kupermalukan Di Akad Nikahnya

read
203.0K
bc

(Mantan) Suami

read
131.0K
bc

Growing Pains || Indonesia

read
34.8K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook