Satu minggu sudah berlalu sejak kejadian tragis itu, kondisi Kana sudah stabil walau wanita itu belum sadarkan diri. Mahesa menepati janjinya dengan terus berada di sisi wanita itu hampir setiap waktu, dia memilih cuti untuk beberapa saat dari pekerjaannya dan fokus dengan Kana. Paginya selalu terasa menyesakkan mengingat dia harus melewati harinya tanpa Kana, dan harus menenangkan Nala dan membujuk bayi itu yang terus menanyakan keberadaan Kana. Semua alat vital Kana telah stabil, hanya menunggu wanita itu sadarkan diri dan Mahesa akan merasa lega setelahnya. namun hari yang paling dinantikan itu tidak juga kunjung hadir. Mahesa membuka pintu ruang rawat Kana yang keadaannya masih selalu sama seperti hari-hari kemarin. “Selamat pagi, sayang.” Bisik Mahesa langsung mengecup kening