Dengan tangan gemetar Mahesa kembali meraih ponselnya dan berusaha menghubungi nomor Kana walau dia tau kemungkinan besar ponsel itu sudah tidak aktif. Langkah kaki Mahesa keluar meninggalkan kafetaria yang diikuti oleh Mario dan Krisna. Pria itu mencoba untuk bisa mengendalikan dirinya, namun nyatanya dia tidak sanggup. Seluruh tubuhnya terasa dingin, dengan hati yang terus berdenyut menyakitkan mengantarkan rasa sakit dan juga ketakutan. Dia tadi masih berbicara dengan Kana, mendengar suara wanita itu, bagaimana bisa sekarang wanita itu dinyatakan menjadi salah satu korban dari kecelakaan itu?! “Bagaimana dengan Marcel, bukankah dia juga mengawasi dan menjaga Kana selain dirimu?” Mahesa membalikkan badannya dan menatap pada Mario. Mario mengangguk dan bisa melihat wajah Mahesa yan