Mahesa menatap ponselnya dengan raut yang begitu sendu, di sebelahnya ada foto yang begitu berarti baginya. Satu-satunya foto Kana yang dia miliki. Foto yang diberikan secara sukarela oleh fotografer jalanan yang hasilnya begitu sempurna.
Dia terus menanyakan keadaan Kana pada Mario tanpa berani untuk menanyakannya secara langsung. Mahesa tau dirinya terlalu pengecut dengan memilih menghindar karena takut hatinya akan goyah dan menarik Kana untuk keluar dari bandara.
Namun seperti pucuk dicinta ulam pun tiba, ponselnya berdering dan itu panggilan dari Kana. Ada perasaan senang karena dia bisa mendengar suara Kana yang mungkin akan menjadi suara terakhir wanita itu yang bisa Mahesa dengar, namun rasa asing yang membuatnya kacau itu membuatnya ingin mengabaikan panggilan itu demi ketenan
