Mahesa duduk di sisi ranjang dan mengusap lembut lengan Kana yang kini sudah dipasang infus, membelai wajah wanita itu dengan hati yang menjerit sakit melihat keadaan Kana. “Maafkan aku, Kana …” Bisik Mahesa entah untuk yang ke berapa kalinya. Tekanan darah wanita itu rendah dan dehidrasi juga perut yang kosong. Mahesa memutuskan untuk memasang infus karena keadaan wanita itu yang begitu lemah. Sebuah pintu yang diketuk membuat Mahesa beranjak dari sana. “Tuan, mohon maaf tapi sejak tadi Nona Nala terus menangis, mungkin dia mencari Ibu Kana.” Sus Ina menatapnya dengan bingung, melihat Nala yang masih menangis histeris membuat Mahesa langsung membawa bayi itu ke dalam gendongannya dan mengangguk pada Sus Ina. Mahesa membawa Nala mendekat pada Kana. “Sayangnya Ayah yang pintar. Nal