“Sudah, El. Jangan! Kamu harus tenangkan dirimu! Jangan bertindak bodoh dengan melakukan hal yang hanya dilakukan oleh orang-orang tidak beriman! Kamu masih punya Mama, Papa dan Tuhan. Ketiganya akan membuatmu bahagia!” Renata menahan Elis menggores tangannya dengan pisau kecil yang tergeletak di atas meja, Renata menyesal meletakkan pisau untuk mengupas buah-buahan itu sembarangan. Elis kembali mengamuk ketika ia teringat dengan hal yang membuatnya berteriak-teriak. Elis tidak tega bila Elis harus di ikat diujung tempat tidur untuk mencegah dirinya menyakiti diri sendiri. Renata menggigit tutup spuit atau jarum suntik dengan mulutnya. Untung saja Renata selalu menyiapkan suntikan penenang sebagai persiapan. Renata memasukkan jarum ke lengan Elis. Tidak sampai hitungan menit, Elis sudah