Leon sesekali mencuri pandang ke kiri, lalu kembali menatap depan dan memperhatikan jalan. Sejak diperbolehkan pulang oleh dokter kandungan yang mengunjunginya pagi tadi, Fia belum mengeluarkan sepatah katapun. Begitu juga dengan Leon, ia tidak ingin membuka pembicaraan, karena Leon sadar bahwa bola panas saat ini ada di tangan nya. Leon tidak boleh salah dalam memilih tindakan, kalau tidak ingin terbakar. Fia hanya menatap depan dengan tatapan datar dan kosong. Leon tidak bukan orang yang pandai membaca bahasa tubuh, ia merasa kewalahan menghadapi mood Fia akhir-akhir ini. "Kamu masih harus istirahat total beberapa hari di rumah, Fi." Leon membuka pembicaraan, seolah tidak terjadi hal apapun. Fia mengangguk singkat. Melihat ekspresi tanpa perkataan apapun, Leon semakin gundah. Leon memil