Leon berjalan ke luar ruangan. Ia melepas baju steril dan penutup kepala. Leon menatap Fia yang sudah menutup matanya, dan juga beberapa perawat dan dokter yang berlarian entah melakukan apa. Tak ada lagi suara di telinga Leon, tak ada lagi derap langkah, tangis dan kegaduhan, yang Leon tangkap hanya Fia dan suara hatinya yang tak henti menyemangati Fia untuk bertahan. Leon yakin Fia adalah wanita kuat, ia sudah berjanji untuk selalu menyayangi Fia dan anaknya selamanya. "Fi, kamu bilang kalau anak kita lelaki, kamu yang akan memberikan nama, kan?" bisik Leon, "makanya kamu harus bangun. Kamu harus sehat. Aku belum tau nama apa yang akan kamu berikan untuk anak kita.." Leon mematukkan keningnya ke pintu ruang operasi. Leon merasakan pundaknya di usap dan ditepuk beberapa kali. Leon m