Leon menatap Elis yang sedari tadi hanya memperhatikan makanan yang tersaji di hadapan nya. Tatapan kosong itu sudah sejak lima belas menit lalu ia saksikan. Sup dan nasi yang semula mengeluarkan asap halus lantaran tersaji hangat, kini sudah menghilang dan berangsur dingin. Leon mengangkat tangannya, arloji yang terpasang di tangan kiri nya sudah menunjukkan pukul enam sore. Matahari sudah mulai tenggelam, hanya langit merah yang menyisakan sedikit cahaya. Lampu-lampu sudah mulai di hidupkan di beberapa sudut ruang rumah sakit. “Makanlah. Aku tidak mungkin meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini.” Leon mencoba untuk terakhir kali, sejak tadi Leon meminta Elis memakan hidangan nya, namun tidak mendapatkan jawaban apapun, “aku harus pulang. Istriku menunggu di rumah.” Ungkap Leon lagi.