"Na, dia ke sini, Na!" heboh Caca, sambil memukul-mukul tangan Nana. Sambil memamerkan senyumannya yang sangat manis, pria itu berhenti di depan Zea yang saat ini masih berdiri menegang dengan tangan yang terkepal kuat. "Hai, apa kabar?" sapanya. Baik, Caca, Nana, maupun semua orang yang melihatnya, mereka sama-sama terkejut sekaligus bingung melihat pemandangan itu. Sementara itu, Zea hanya terdiam dengan wajah datar. "Ze, lo kenal dia?" bisik Caca. Namun masih bisa didengar oleh pria itu. Pria itu tersenyum. Kemudian ia menjawab pertanyaan Caca, "Teman lama." Caca mengangguk-anggukkan kepalanya sambil ber-oh ria. Ia jadi merasa canggung, karena Zea tak merespon apa-apa. "Mau ngobrol sebentar?" tawar pria itu pada Zea. Meskipun Zea hanya diam tak merespon, tapi dia menur