103. Cerai

1012 Kata

“Bunga ada di rumah?” tanya Rizal. Tahu siapa yang sedang dihadapinya, Zea pun melancarkan aksinya dengan berpura-pura. “Bunga? Bunga kan udah lama nggak pulang ke rumah.” “Jangan bohong. Dia kemarin izin saya pulang ke rumah ibunya.” “Udah jelek, tukang selingkuh, kdrt, pembohong pula,” batin Zea. Mencaci maki pria biadab itu. “Buat apa saya bohong? Sok atuh, cek sendiri ke dalam rumah.” “Ada Ibu?” “Ibu nggak ada. Pergi ke luar kota sama teman-teman arisannya.” “Bang Aldi?” “Mas Aldi ya ke kampus, ngajar.” “Terus di rumah ada siapa?” “Malik. Lagi tidur di kamar.” “Kamu nggak bohong, kan?” “Apa untungnya buat saya kalau saya bohong? Kan saya udah bilang, kalau nggak percaya, masuk aja ke dalam rumah. Cari sendiri orangnya.” Pria itu berdecak kesal. “Ck. t*i, ah.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN