73. Semakin memburuk

1007 Kata

Aldi memandangi Zea yang terbaring lemah di atas ranjang pasien dengan wajah sendu. Wanita itu masih tertidur, belum membuka matanya sejak dibawa ke rumah sakit tadi. Hanya ia saja, yang saat ini menunggu Zea di dalam. Ibunya, Caca, anak-anaknya dan juga Satria berada di luar semua. “Maaf, Ze. Saya telat nolongin kamu,” lirihnya. Sambil menciumi tangan wanita itu dengan lembut. Tak terasa, air matanya mulai menetes saat melihat pergelangan tangan Zea yang dibungkus dengan perban. Tangan itulah yang menjadi korban atas keputus asaan Zea. Zea berusaha bunuh diri dengan mengiris pergelangan tangannya dengan pisau. Namun untungnya, Satria dengan cepat memergokinya dan langsung membawanya ke rumah sakit. Beruntungnya juga, ia masih bisa diselamatkan, karena pendarahan yang keluar belum te

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN