Pak, Maaf, Pak. Ini penting banget. Masalah keluarga. Boleh nggak, bimbingannya diundur jadi nanti sore aja?” pinta Zea dengan wajah yang dibuat semelas mungkin. Supaya Aldi mau menyetujui permintaannya. “Masalah apa?” tanya Aldi. Raut wajahnya terlihat sudah mulai tidak bersahabat lagi. Padahal tadi baru saja tersenyum bahkan tertawa. “Ada pokoknya,” jawab Zea. “Lebih penting dari skripsi kamu?” Zea terdiam sebentar. Lalu mengangguk dengan ragu. “Untuk sekarang ini, iya Pak,” jawabnya. Aldi langsung membereskan barang-barangnya tanpa banyak bicara. Laptopnya ia tutup dan buku-bukunya ia masukkan ke dalam tas semua. “Saya udah nggak punya waktu buat bimbingan lagi hari ini. Kerjakan revisi kamu dari bab satu sampai bab tiga, dan selamat berjumpa lagi minggu depan,” ujar Aldi. S