Liora mengintip jalanan yang cukup padat dari luar rumahnya. Ia menarik jaket dan memasangkan ditubuhnya sembari memakai topi untuk mencari pekerjaan.
Ia berpikir, uang yang ada di ATM bisa ia gunakan untuk melancarkan tujuannya saat tiba di Los Angeles. Lagi pula kartu ATM jenis ‘Infinite Gold Card’ itu tidak bisa diambil dalam jumlah besar sekaligus tanpa adanya persetujuan sang pemilik.
Liora, ia berada di sini dengan tujuan penting. Dimasa kecilnya ia kehilangan sosok ibu yang pergi meninggalkan dirnya lalu ayahnya meninggal karena sakit. Baru-baru ini ia mendapat kabar ibunya berada di Los Angeles, hingga ia nekat datang kemari.Ia tahu betul kenapa ibunya sampai disini,yaitu kabur dari rentenir yang membuat ayahnya berhutang sangat banyak dan langsung bangkrut di zaman kejayaannya.
Ia berjalan sambil memasukkan tangannya ke dalam saku jaket dan melirik dengan cepat ke tiap arah. Bagaima-napun, ia harus waspada.
Brughh!!
Seseorang tanpa sengaja menabrak Liora hingga ia terjatuh disudut jalanan.
“Ahhh... Kau tidak punya mata ya?”Liora mengambil topinya yang terjatuh dan langsung memakainya kembali.
“Li-ora?” tanya pria itu dengan sedikit tidak yakin,Liora segera melihat wajah pria yang mengenalnya itu dengan pelan dan takut.
“Kau benar Liora, kenapa kau disini?” tanya pria itu melihat penampilan Liora dari atas hingga bawah.
“Ceritanya panjang Steve,kau sedang apa disini?”Steve tersenyum dengan pelan mendengar pertanyaan Liora.
“Aku kan memang tinggal disini, hanya saja dulu aku sekolah di tempatmu.”Steve menjelaskan pada Liora yang mengangguk dan melihat setelan rapi dari pria di hadapan-nya.
“Kau sudah makan? Bagaimana kalau kita makan sambil mengobrol?” tawar Steve membuat mata Liora bulat mendengar makanan, disaat seperti ini dia tidak bisa meno-lak untuk menghemat.Liora mengangguk dan menerima tawaran Steve.
“Ayo ikut aku, mobilku disana.”Steve menunjuk mobil yang terparkir di depan gedung pencakar langit itu.
Mereka segera pergi dari sana dan makan disebuah restoran yang cukup bergengsi.
“Jadi kau bersama siapa disini?” tanya Steve setelah mereka memesan makanan.
“Aku sendiri dan mengalami hal buruk.”Liora menelan salivanya sekuatmungkin dan memegang ujungkukunya dan menekan kedalam.
“Hal buruk? jadi kau tinggal dimana dan bekerja dimana?” tanya Steve kembali ingin tahu tentang Liora, Teman satu sekolahnya dulu di Nevada.
“Aku tidak bisa cerita, aku sudah mendapat apartemen namun belum dengan pekerjaan.”Liora seakan sedang mengemis bicara dengan Steve dan berharap pria di hadapannyamungkin saja memiliki pekerjaan untuknya.
“Kalau kau mau, kau bisa bekerja di perusahaanku, kebetulan salah satu stafku berhenti karena hamil.”Steve menawarkan hal yang memang diinginkan Liora sejak tadi.
Liora langsung tersenyum dan senang karena akhirnya ia mendapatkan pekerjaan.“Ya, Aku mau. Aku sangat butuh pekerjaan, Steve.”
Steve mengangguk mendengar ucapan Liora, walau sedikit penasaran tentang ucapan Liora tadi. Namun setidaknya ia bisa sedikit membantu
“Kapan aku bisa bekerja?” tanya Liora dengan wajah penuh harapan kepada Steve.
“Besok kalau kau mau, sekarang kau sudah terlambat.”
Steve tersenyum dengan baik ke arah Liora. Wanita itu mengangguk tanda setuju dan merasa lega karena menda-patkan pekerjaan.
Seseorang yang duduk di belakang Liora pergi dengan cepat setelah mendengar pembicaraan Liora dan Steve. Pria itu masuk ke dalam mobil dan melepas penyamarannya dan menuju kerumah Alex.
Alex tampak sedang memukuli beberapa bodyguard-nyakarena belum berhasil menemukan Liora hingga hari ini.
“Kalian itu enam orang, menghadapi satu saja tidak becus. Haahhh?”Kembali Alex memukuli mereka satu persatu dengan stik golf andalannya. Emosinya meluap-luap dan tidak bisa dihindari oleh satu orang pun yang berada disana.
“Tuan Alex, Aku menemukannya.”
Alex memutar tubuhnya dan melihat ke arah Troy yang mendekatinya.
“Dia sedang bersama Tuan Steve.” Troy menunjukkan hasil foto yang ia tangkap tadi.
“Steve?”Alex mencoba mengingat pria yang sedang bersama dengan Liora tadi.
“Ya, dia pernah memasukkan proposal kerjasama ke perusahaanmuTuan dan aku dengar Liora akan bekerja dengannya.”
Alex menaikkan rambutnya ke atas dan menatap tajam ke arah sembarang. Ia tersenyum licik dan menatap ke arah Troy.“Telpon dia, katakan aku akan datang ke perusahaannya besok untuk kontrak kerjasama.” perintah Alex tersenyum tipis sambil mengeratkan tangannyakuat. Ia melempar stik golfnya lalu berjalan masuk naik ke atas rumahnya.
“Lihat saja besok Liora, Aku akan memberimu pelajaran.”Alex meremas kedua tangannya dengan geram karena merasa dipermainkan.