Ketika Abraham terbangun, dia mendapati Nadine tengah memeluknya. Wanita itu bersembunyi dalam dekapannya. Oh sial, ternyata semalam itu nyata. Abraham dan Nadine berbaring di sofa dekat perapian dengan selimut tipis yang menutupi keduanya. Dibalik selimut itu, Abraham dan Nadine sama-sama tidak mengenakan pakaian. Kulit mereka saling menggesek satu sama lain.
Pergerakan Abraham yang mengelus rambut Nadine membuat perempuan itu bangun dan menatap lawan bermainnya selaman. “Morning,” ucapnya dengan suara parau dan kembali memeluk Abraham. Mencari posisi yang lebih nyaman hingga Abraham merasakan hembusan napas Nadine dilehernya. “Jam berapa sekarang?”
“Sepertinya sudah siang. Ingin bangun? Jasmine pasti mencari kita.”
“Nanti saja, pembantumu pasti tidak akan membiarkan Jasmine kebingung
