Meratapi tubuhnya sendiri yang dipenuhi luka sayatan, Nadine belum diizinkan pulang. Abraham yang menjamin padanya kalau semua keadaan akan terkendali. Jasmine maupun Jillien tidak akan mempertanyakan kemana dirinya hilang tanpa kabar. Abraham khawatir dengan kondisi sikologis Nadine yang terguncang. Dia bahkan meminta seorang psikiater untuk turut membantu pemulihan Nadine. Luka-lukanya juga dirawat dengan intensive supaya bisa memudar. Karena setiap luka itu membuat Nadine kembali teringat kejadian yang membuatnya trauma. Sudah dua malam Nadine ditempat itu. Abraham selalu menjenguknya secara berkala, kali ini Nadine sudah bisa mengambil alih logikanya lagi. Tidak banyak melamun dan menangis sendiri. “Aku ingin pulang,” ucap Nadine pada Abraham yang baru saja datang. Pagi hari ini, Abr