Athena berbaring gelisah di atas ranjangnya, menatap langit-langit kamar yang gelap. Malam ini, pikirannya dipenuhi oleh berbagai hal, terutama oleh kehadiran Xaga di sebelahnya. Sejak Xaga tiba beberapa jam yang lalu, membawa sekelumit kehangatan dan rasa aman yang tak pernah dia duga, Athena merasakan sesuatu yang ganjil. Bukannya tenang dan nyaman, dia justru semakin tidak bisa tidur. Xaga, dengan postur tinggi dan bahunya yang lebar, berbaring tenang di atas lantai yang beralaskan kasur lipat tipis. Nafasnya terdengar teratur dan dalam, seolah tidur telah menjemputnya dengan mudah. Namun bagi Athena, setiap helaan nafas Xaga seperti pengingat akan kehadiran fisiknya yang begitu dekat. Athena mencoba menenangkan pikirannya, tetapi setiap kali dia menutup mata, bayangan waja