Pagi itu, aku bangun dengan merebahkan badanku ke samping. Aku segera beranjak dan membuka gorden jendelaku. Sinar mentari masuk ke dalam ruang kamar dan pemandangan sejuk dari halaman samping rumahku terpampang di depan wajahku. Aku tersenyum. Pagi hari adalah waktu yang sangat indah, karena di saat-saat seperti ini lingkungan masih sangat asri dan alami, belum banyak kendaraan yang berlalu-lalang, juga belum banyak orang yang berisik di sekitar rumahku. Sebagai mahasiswa berusia 21 tahuun, aku sangat menyukai hal tersebut. “Camilo, apa kau masih tidur?” Suara ketukan dan panggilan dari ayahku terdengar dari balik pintu kamar, aku segera menoleh dan menyahutinya. “Aku sudah bangun.” “Kalau begitu, keluarlah, sarapan sudah siap.” “Oke.” ucapku sebagai respon. Setelah menyelesaikan