Aku mematung merasakan ciuman bibir gadis di hadapanku. Aku membuka sedikit bibirku, tapi tiba-tiba gadis itu melepas tautan bibirnya. Dapat aku lihat wajah Adiva bersemu, pasti ini dia lakukan di luar kendali dirinya.
“Kenapa berhenti?” tanyaku.
“Biasanya kakak yang mengambil alih kendali,” jawab Adiva.
Aku menangkup kepala Adiva, menyandarkan tubuh Adiva ke sandaran kursi. Dengan secepat kilat aku menempelkan bibirku ke bibirnya. Aku mengambil alih kendali ciuman yang diawali Adiva. Aku merasakan tangan Adiva mencengkram punggungku. Gadis itu bahkan mengerang di sela ciuman kami.
Bibirku terus melumat bibirnya, aku menyusupkan lidahku di sela bibirnya, mengajak lidahnya untuk ikut bertarung. Adiva bilang aku sudah sering melakukannya, tapi aku tidak ingat. Walau begitu, aku saat
