55. Ciuman Alfath

2006 Kata

Malam harinya, aku bersama Kak Anggara menuju sebuah café yang sedang naik daun di kalangan anak muda. Aku menggenggam tasku dengan canggung saat kak Anggara yang menyetir terus saja melirikku. Sebenarnya aku tidak ingin berangkat bersama Kak Anggara, tapi kasihan juga kalau aku sudah dihampiri tapi malah menolak. “Adiva,” panggil Kak Anggara. “Iya, Kak,” jawabku pelan. “Soal yang di toko buku, aku minta maaf. Aku gak bermaksud apa-apa,” jelas Kak Anggara. Aku menganggukkan kepalaku, Suasana canggung tidak bisa terelakkan. “Aku hanya ingin kamu tidak terjebak dalam kebohodanmu sendiri. Tapi ternyata penilaian jahatku tentang Alfath itu salah, sekarang dia sudah kembali. Aku tidak akan mengharapkanmu lagi,” tambah pria itu. Aku menyibak rambutku, apa yang diucapkan Kak Anggara dul

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN