54. Penolakan Adiva

1708 Kata

“Kak Alfath!” panggil Putri menarik lenganku. Dengan kasar aku menghempaskannya. Tak lama kemudian Azia datang menghampiriku. “Kak, Ada apa?” tanya Azia kaget. Brakk! Aku membanting buku-buku Putri yang tadi aku bawa, “Sialan kalian!” makiku pada adikku dan juga Putri. Aku bergegas pergi mengejar Adiva dan Rio. Namun sayang, mereka sudah menghilang. Entah perasaan apa yang saat ini aku rasakan. Aku bingung dengan diriku sendiri. Tadi dengan egois aku meninggalkan Adiva sendirian di rumah. Sekarang saat Adiva memberiku punggung, aku merasa sakit hati. Ini harus segera diluruskan. Aku menuju parkiran, dengan ceoat aku menaiki mobilku dan menjalankannya ke rumah sakit. Aku tidak peduli kalau Azia akan marah padaku karena aku tinggal. Sebenarnya janji temuku dengan dokter esok hari, t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN