46. Kekhawatiran dan kebahagiaan

2081 Kata

“Adiva, kamu benar akan memberi ibu kesempatan?” tanya Ibuku dengan berbinar. Reaksinya terlihat sangat berlebihan dengan binar bahagia yang kentara sekali. Aku menganggukkan kepalaku ragu. “Terimakasih Adiva. Terimakasih!” ucap ibu memeluk tubuhku dengan erat. Tanganku dengan pelan membalas pelukannya. “Ibu bahagia banget. Ibu janji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini,” tambahnya lagi. “Hem … Bu, aku mau ganti baju dulu,” ucapku. Ibuku melepas pelukannya, wanita paruh baya itu menghapus air matanya dengan punggung tangan. “Kamu tunggu di sini, ibu akan siapkan makanan untuk kamu,” ujar ibuku. Aku mengangguk. Entah kenapa tubuhku saat ini malah lemas, aku tidak tau keputusanku ini benar atau salah. Terlepas dari itu, aku hanya tak ingin hubunganku dengan ibu kandungku seperti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN