"Anak pintar. Akhirnya habis juga," ucap Elena sembari tersenyum dan kini memberikan obat untuk Edgar. "Nah ini, ayo minum obatnya," perintah Elena lagi dan untuk yang kali ini, menurutnya sungguh bukan main. Edgar segera membuka mulut, tanpa adanya paksaan. Tanpa adanya teriakkan. Tugas Elena jadi sangat ringan kan. Tidak pakai drama dulu. Karena ia juga sudah muak sekali, karena harus berada di rumah sakit ini. Hembusan napas yang diiringi dengan tolakan pinggang, baru saja Elena lakukan. Beres juga, mengurusi bayi besar ini. Ya, bayi. Bagaimana tidak seperti bayi?? Dia harus dimandikan dan juga disuapi. Mana banyak sekali drama penolakannya. Untung saja, semuanya beres sudah. Hanya tinggal istirahat dan menunggu sarapan untuknya datang. Karena tadi, ibu pria ini mengabarkan akan