Gabriel menarik tangannya kembali dan Edgar baru mau melepaskannya. Gabriel juga, menatap dengan aneh, sekaligus dengan rasa bingung juga, kepada pria yang mendadak menghardiknya dengan keras begini. Dia ini, bukannya anak dari orang , yang merupakan teman mendiang ayahnya Elena kan? "Ayo kita pulang," ajak Edgar yang kini berubah haluan dan menatap kepada Elena. Cukup sudah, ia melihat kedekatan Elena tadi, dengan pria ini. Elena itu miliknya. Hanya ia jugalah, yang boleh menyentuh Elena. Selain daripada itu tidaklah boleh. Elena bergeming. Ia tidak mau membuat keributan di sini. Dan lagi, kenapa pria ini gila sekali sih?? Kenapa sampai membuntutinya segala?? Bahkan mengajaknya pulang juga, padahal ini adalah hari libur, ia ingin menikmati hidup sedikit saja. Masa tidak bisa juga?? "Ak