Hawa panas dan amarah bercampur jadi satu dalam langkah tegas Alexei menggiring Eve menuju ruang kerjanya. Pintu pun terkunci dengan bunyi klik, mengisolasi mereka dari dunia luar. Eve dengan jantung berdebar kencang, merasakan cengkeraman di pergelangan tangannya seperti besi berpijar.
Dengan gerakan tak terbantahkan, Alexei mendudukkannya di atas meja kerjanya yang dingin, terbuat dari kayu mahoni. Tubuh Eve yang ringkih terpental sedikit akibat hentakan itu. Namun, di balik rasa takut, ada sebuah keberanian membara di matanya yang menantang.
"Kau sengaja menantangku dengan pakaian seperti itu dan berkeliaran di mansion?" suara Alexei rendah, tapi berbahaya, seperti auman harimau sebelum menerkam. "Di mana nafs* liar anak buahku akan bangkit hanya dengan memandangmu?"
Eve hanya bisa m
