Untuk menghentikan Lilian yang masih terus berontak, terpaksa Axel menahan tubuh Lilian di bawah tubuhnya sendiri. Mereka sudah jauh dari pusat keramaian pantai, sehingga di sini mereka seperti hanya berdua saja, ditemani derunya suara ombak. “Kamu kenapa, Lilian? Kenapa pergi begitu saja? Hemm?” Lilian cemberut. Ingin melengos lagi, tapi dia suka jika sedekat ini dengan Axel. Bahkan aroma tubuh Axel yang selalu terasa hangat dan menyenangkan ini, sengaja dia hirup dalam-dalam, bersama dengan tarikan napas yang masih tersengal. “Jawab Lilian! Kamu marah? Tapi kenapa?” “Pikir saja sendiri!” Axel mengangkat kedua alisnya. “Jadi maumu aku harus bagaimana?” “Terserah!” jawab Lilian bersamaan dengan Axel. Kedua netra Lilian membola karena kaget Axel tahu apa jawabannya. Sedangkan Axel la