Dimas berusaha mengatur napas supaya tidak terlihat panik. Dia membuka kaca jendela setengah. “Iya, Pak?” “Maaf, Pak. Sedang cari alamat atau apa, ya?” Satpam tersebut melirik ke arah Wina yang masih diam bersandar. “Ohh ini Pak, saya memang lagi cari alamat, tapi sepertinya malah nyasar, ini istri saya sampai capek ketiduran.” Satpam tersebut mengangguk-angguk. “Bisa saya bantu, Pak? Saya bantu carikan alamatnya kalau memang di dalam perumahan ini.” Dimas terdiam, sibuk berpikir. Masalahnya Dimas tidak tahu nama perumahan ini, kesalahannya adalah tadi lupa membaca nama di gapura depan. Dimas merutuk dalam hati, bagaimana dia bisa menyebutkan satu alamat? Kalaupun mengarang bebas, apakah tidak malah membuat satpam tersebut semakin curiga? “Ohh ini alamatnya ada di handphone saya, Pak.