Wina berusaha menahan tubuh Dimas dengan kedua tangannya. “Jangan! Ingat Mas Dimas, ini di tempat umum.” “Jadi kamu mau ke tempat khusus? Hotel maksudmu?” bisik Dimas di depan wajah Wina. Sontak Wina melotot. “Bu—bukan itu maksudku!” “Yaa kalau begitu di sini saja. Ayolah Win, hanya bibir saja kok. Biasa itu. Seharusnya kamu nggak usah kaget lagi.” Sudah tidak tahan. Tangan kanan Dimas memegangi dua tangan Wina sekaligus supaya tidak menahan lagi. Sedangkan tangan kirinya memegangi dagu Wina. Bibir Dimas sudah nyaris menyentuh bibir Wina ketika tiba-tiba ada yang melempar es krim ke kaca depan mobil. Sontak Dimas dan Wina menoleh ke depan. Mereka kaget melihat ada lelehan es krim yang cukup banyak di kaca depan, tepat di depan bagian pengemudi. “Ahh sial! Orang gila mana yang melempar

