“Iya. Memangnya ada bos yang mengizinkan karyawannya sampai izin selama 2 minggu hanya untuk ke luar negeri?” “Apa semua ini gara-gara Drian? Dia tidak memaksamu, kan?” desak Malika tak suka. Kadang-kadang, Drian suka bertingkah seenaknya, dan karena Nandita menyukainya diam-diam, maka dengan mudah memengaruhinya dalam hal apa saja. Wanita berwajah manis itu terkekeh kecil. “Drian sebenarnya malah membuatku sadar kalau pekerjaanku saat ini tidak begitu bagus. Lagi pula, menjadi bagian pemasaran sepertinya bukan bakatku sama sekali. Aku ingin pekerjaan yang santai-santai saja. Tidak terlalu memutar otak. Menjadi kasir sepertinya seru dan menarik. Tantangannya sangat pas. Kamu mau, kan, mengenalkanku kepada bosmu?” Malika melipat tangan di dadanya, memiringkan kepala menatapnya pasrah.

