Jemari Skylar menelusuri kain segitiga tipis berwarna merah yang dipakai oleh Dyandra. Menekan area tengah dengan jari tengahnya yang besar dan tebal. Lalu, dengan gerakan nakal menyelinap masuk dari balik renda-renda mungil. “Aahh!” pekik sang wanita tertahan ketika merasa kulit di area sensitifnya disentuh perlahan. Skylar membungkam pekik tertahan itu dengan ciuman buasnya. Membuat Dyandra tak bisa lagi mengeluarkan suara apa pun selain desahan serta erangan. Bagaimana tidak mendesah dan mengerang kalau sekarang ujung jari tengah Skylar yang sedemikian kokoh dan solid senang melintas di antara lipatan paling tertutup seorang wanita. Menggelincirkan jarinya hingga menyentuh sebuah titik yang kalau disentuh …. “Skylaaar!” rintih Dyandra menggelengkan kepala dengan spontan dan kukunya

