Sepulang kerja, Dania langsung masuk ke kamarnya. Dia bahkan melewati makan malam dan mengurung diri. Dia tahu seharusnya dia bisa bersikap lebih dewasa menyikapinya. Namun, dia hanya belum siap jika memang benar peristiwa itu pernah dialami Danar. Dia tidak pernah menduga sebelumnya bahwa Danar tega membunuh darah dagingnya sendiri yang bahkan masih sangat kecil untuk dapat merasakan indahnya dunia. Pesan Danar diabaikan sedari tadi, dia hanya menelungkupkan wajah di atas bantal ranjang besarnya. Air matanya kembali luruh, sepertinya ini kali pertama seumur hidupnya dia menangis karena laki-laki. Seandainya saja Danar menceritakan sebelumnya, sebelum semuanya terlanjur berjalan seperti ini, sebelum dia menjatuhkan hatinya untuk pria yang dengan cepat membuatnya jatuh hati. Dengan pe