“Takut?” Itu bukan pertanyaan, Atha tahu Reza sedang mengejeknya karena gemetaran melihat paha putih mulus Nadine yang kini berlumuran darah. Dari tempatnya duduk yang hanya beberapa meter, dia bisa melihat dengan jelas belati itu menancap dalam hingga darah mengalir deras. Tanpa sadar Atha mencengkram pahanya yang terasa ikut berdenyut ngilu. Telinganya berdengung mendengar teriak kesakitan Nadine yang begitu miris. Gila, mimpi pun tidak pernah dia bayangkan akan terjebak dalam situasi mengerikan seperti ini. Bukan, bukan hanya situasi, tapi juga orang-orang gila yang sialnya sudah menjadi kawan baiknya. Xena, meski biasa terlihat sangar, tapi Atha tidak menyangka wanita ganteng itu bisa bertindak begitu sadis. “Tha!” Atha terjengkit kaget mengelus dadanya yang seperti mau meledak.