“Ada apa ini Gadis? Kenapa Rein bisa sampai seperti ini?” Sayup-sayup aku dengar suara berat bapak yang bertanya pada Gadis. Mereka baru sampai tadi siang di rumah sakit, saat aku sudah merasa agak enakan. Aku memaksa membuka mata, kasian kalau Gadis yang tidak tahu apa-apa terkena imbas emosi bapak. “Bu…” kataku lirih. “Nduk, kamu sudah bangun? Mau apa nak?” Ibu yang sudah berlinangan air mata, menciumi keningku penuh kasih. “Pak, kemarin pas sebelum ke rumah Gadis, Rein makan bakso mercon, yang pedas itu yang isinya cabai rawit oren. Bapak kan tahu Rein gak bisa makan kalau gak pedes. Eeh keenakan, lupa kalau lagi hamil. Tadi kerasa mules banget. Maaf ya buat bapak dan ibu khawatir.” Kataku manja. Kulihat bapak hanya geleng kepala dan menutup wajahnya. Aku meringis, membayangkan kemb