Di sinilah aku berada, di sebuah rumah sakit swasta mewah di Bandung. Aku membawa pula Thalia, putriku yang baru berusia setahunan. Usianya terpaut lima bulan dari Zey. Ah Zey, di mana kamu nak? Aku lihat Clara yang tergolek lemah dengan banyak selang di tubuhnya. Aku mencoba untuk tidak tega, tapi tetap tidak bisa. Nyatanya masih ada rasa peduli di hatiku untuknya. Wajah cantiknya masih pucat. Suara nafasnya terdengar teratur. Tubuhnya tampak kurusan, seperti tidak terawat. Baik aku dan mama papanya tidak mau membangunkan Clara. Kami memutuskan untuk membicarakan yang terbaik mumpung Clara tidur. “Maaf Zayn, papa tahu kelakuan Clara memang memalukan, tapi mohon maafkan dia. Setidaknya demi masa depan Thalia. Ingatlah kalian punya ikatan. Kasian Thalia jika kalian tetap egois begini.” “