“Zayn… tunggu penjelasanku! Tolong dengarkan aku!” Clara menjerit, berteriak memanggil namaku. Aku tidak mau dengar, yang penting sekarang Thalia sudah bersamaku. “Zayn!” Clara menarik tanganku yang sedang menggendong Thalia. Aku melihat sengit kepadanya. Benciku capai ubun-ubun. Dia berkhianat setelah semua kukorbankan untuknya. “Singkirkan tangan kotormu itu! Jangan berani menyentuhku!” “Zayn, kamu tidak bisa membawa Thalia.” “Kenapa tidak bisa?” Aku memberikan Thalia pada pengasuhnya, kuberi kode untuk segera menyingkir dari kami. “Thalia…” Clara berniat mengambil Thalia dari pengasuh, reflek aku tarik tangannya hingga dia mengaduh kesakitan. “Jauhi Thalia!” “Thalia anakku, Zayn! Secara hukum negara dia anakku. Milikku!” Clara berteriak kesetanan, hingga kami jadi tontonan. “In