Danu " Mas, diangkat gih! Berisik banget. Dari siapa sih?" untuk kesekian kalinya Rara protes karena dering hapeku berbunyi. Aku meraih hapeku dan mendesah pelan begitu lagi-lagi nama itu muncul. Nama yang bahkan hampir hilang sepenuhnya dari ingatanku. " Nggak penting. Nomor nyasar juga." Aku me-reject panggilan itu lagi. Setelah mengelap wajah basahku dengan handuk, aku ikut bergabung dengan Rara yang saat ini sudah menenggelamkan diri dalam selimut. " Nggak mau bersih-bersih ke kamar mandi dulu? Barusan makan donat loh. Ntar gigimu sakit." " Iya ya? Ya udah aku ke kamar mandi dulu." Tepat setelah Rara menutup pintu, lagi-lagi dering hapeku berbunyi. Kali ini bukan panggilan, melainkan pesan singkat yang dikirimkan dari nomor yang sama Nia Dan, angkat dong. Ini aku, Nia. Niamu. Ak