"Al, jawab aku!" Raut cemas tak henti-hentinya menyertai Jena. Tangannya gemetar menanti jawaban dari calon suami di seberang sana. "Al ...." "Jena ... kau masih di sana?" Jantung puan bernetra bulat itu seketika terasa lega seakan baru saja menaiki roller coaster saat mendengar suara Aldrick yang sempat terhenti bersamaan dentuman hebat tadi. "Apa yang terjadi, Al? Apa kau baik-baik saja?" "Maaf membuatmu khawatir, Sayang. Ada kecelakaan lalu lintas tepat di tepi jalan dekat toko bunga." "Toko bunga yang mana? Aku akan menyusulmu." "Tidak, Jen. Di sini sangat kacau. Tapi, kecelakaan sudah ditangani. Aku akan segera kembali. Tunggu aku." Panggilan pun berakhir saat Aldrick memutuskan secara sepihak. Walau belum sepenuhnya lega, Jena tetap bersyukur nyatanya Aldrick terdengar baik

