Aldrick dilanda gamang hebat, langkah kaki jenjangnya seakan tak bisa berhenti mondar-mandir menunggu sebuah kepastian. "Al ...." Tak lama, sapaan lembut Jena sukses membuat gusarnya terhenyak. Pria itu segera menghampiri sang istri yang baru saja keluar dari sebuah ruangan. "Bagaimana, Jen? Apakah kali ini ... berhasil?" tanya Aldrick dengan raut kentara tertekan. "Uhmm ... bagaimana kalau kita berbicara di tempat lain sambil meminum sesuatu? Aku haus sekali," tawar Jena mengalihkan perhatian, berusaha menenangkan kegusaran suaminya. "Apa? Tapi aku ingin berbicara dengan dokter yang memeriksamu dulu, Jen," desak Aldrick. "Tidak perlu, Al. Sudah kubilang ini hanyalah tahapan awal pemeriksaan. Kau sudah berjanji untuk bersabar, bukan?" Jena sebenarnya sedang berkelit. Terhitung empa

