"Tidak." Sempat terperangah akan ajakan kencan di luar dugaan atasannya, Jena malah dengan tegas membalas dengan penolakan. "Tidak? Aku tidak salah dengar, kan?" desak Kaiden memastikan penolakan Jena atas ajakan kencannya. "Kau tidak salah dengar, Pak. Maaf aku harus kembali bekerja dan permisi." Tak ingin suasana canggung berkelanjutan, Jena pamit singkat dari hadapan sang CEO. "Why?" seru Kaiden yang sontak menghentikan langkah staf humasnya. "Bukankah kau bilang tadi aku tampan dan membuatmu terpana?" lanjutnya terdengar masih berharap. Bagai senjata makan tuan, ujaran Kaiden terasa men-skakmat Jena. S*al. Aku harus jawab apa sekarang? "Uhm, aku tidak bisa. Terlebih, berkencan dengan atasan akan menimbulkan rumor tidak sehat." Setelah kembali berkilah, wanita hamil itu pun memil

