"Angkat panggilanku, Trish. Kumohon!" Alex bermonolog khawatir sembari tak hentinya men-dial nomor sang istri. Pasalnya, Trisha tak ada di rumah dan tak juga mengabari pria itu jika akan pulang terlambat sedangkan malam semakin larut. DRRRT! Setelah cukup lama merutuk frustrasi, ponsel Alex pun bergetar pertanda panggilan masuk. Cepat-cepat pria itu pun menggeser tombol hijau pada layar. "Trish, kau kemana saja baru menghubungiku? Ini sudah malam, Sayang." Kecemasan seketika berganti lega karena sang istri kini menghubunginya. "Lex .... " "Kenapa suaramu parau? Kau tidak apa-apa, kan? "Maaf ...." "Maaf? Apa maksudmu?" Alex semakin cemas, selain suara Trisha yang terdengar lirih, hanya hembusan napas berat disertai dua patah kata saja yang terkuar dari bibirnya. Seolah sesuatu telah

