Belum sempat dia menjawab untuk menimpali seloroh ayah Melisa, ponselnya tiba-tiba berdering nyaring. Leebin merasa tidak enak juga karena ada ayah, ibu Melisa berada di sana. Dia ingin menjawab ponselnya tapi ada rasa ragu. "Siapa?" Melisa tersenyum sadis melihat perubahan wajah pucatnya. Bapak ibunya tersenyum melihat wajah cemburu putrinya satu-satunya, mereka segera menyelesaikan sarapannya lalu mendahului dua muda-mudi tersebut keluar dari rumah. "Bapak ibu ada urusan, kalian lanjutkan saja sarapannya." Ujar ayah gadis itu seraya menarik istrinya keluar dari ruang makan tersebut. "Bapak mau kemana?" Tanya Leebin, dia sudah was-was melihat amarah Melisa ketika melihat tatapan tajam matanya. Mereka tidak menjawab pertanyaan darinya, Ayah Melisa hanya menepuk bahu kanannya sebelum perg